Jurnal Kajian Teknik Sipil


Judul Jurnal
: Penyusunan Skala Prioritas Rehabilitasi Kerusakan Sistem Penyediaan Air
  Minum di Kabupaten Banjarnegara

Penulis : Pralambang Galih Wicaksono
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.Mengingat pentingnya air bersih ini, negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif (Pasal 5 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air). Namun, tidak semua warga negara dapat menikmati pelayanan air bersih. Hal tersebut diperkuat hasil survei yang dilakukan oleh Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) sejak kurun tahun 1993-2010 menunjukkan akses penduduk terhadap sumber air minum yang layak terus meningkat dari 37,73% pada tahun 1993 menjadi 44,19% pada tahun 2010. Namun terjadi penurunan pada hasil SUSENAS tahun 2011, dimana proporsi rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum layak rerata nasional sebesar 42,76% dan hasil SUSENAS tahun 2012 kembali terjadi penurunan yaitu 41,66%. Selain itu, proporsi rumah tangga dengan akses sanitasi layak berdasarkan hasil SUSENAS 2012 baru mencapai 57,35%.

Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah mengalami perkembangan permukiman yang pesat, sehingga kebutuhan air bersih semakin bertambah. Kebutuhan air di Kabupaten Banjarnegara dapat diketahui setelah mengetahui proyeksi jumlah penduduk di Kabupaten Banjarnegara. Pada tahun 2013 jumlah penduduk 954.684 jiwa. Dengan asumsi cakupan pelayanan adalah 85%, maka penduduk yang dapatterlayani adalah sebanyak 811.481 jiwa.
Kebutuhan air terbagi menjadi 2 (dua) golongan, yaitu domestik dan non domestik. Kebutuhan domestik terbagi menjadi sambungan langsung (asumsi penggunaan adalah 88%), hidran umum dan kran umum (asumsi penggunaan adalah 12%). Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa kebutuhan domestik adalah sebesar 956,59 lt/dt dan kebutuhan non domestiknya sebesar 72 lt/dt, jadi total kebutuhan air untuk domestik dan non domestik di Kabupaten Banjarnegara tahun 2013 adalah 1.028,59 lt/dt.
Selain ditinjau dari kebutuhan air untuk domestik dan non domestiknya ditinjau juga faktor proyeksi sambungan. Untuk tahun 2013, kebutuhan sambungan rumah sebanyak 113.643 unit dan hidran umum sebanyak 1.291 unit. Dengan asumsi kehilangan air sebesar 22% maka untuk proyeksi sambungan sebesar 226,29 lt/dt. Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui total kebutuhan air rerata adalah sebesar 1.254,88 lt/dt. Total kebutuhan air maksimum adalah sebesar 1.505,86 lt/dt dan total kebutuhan pada jam puncak adalah sebesar 1.882,33 lt/dt.

Berdasarkan rasio antara jumlah penduduk dengan pasokan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Banjarnegara sudah tidak signifikan. Oleh karena itu, secara mandiri masyarakat berupaya memenuhi kebutuhan air bersih sebagai kebutuhan konsumsi minum. Melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (PAMSIMAS) tahun 2012 masyarakat Banjarnegara dengan pendampingan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) membangun sistem penyediaan air minum.

Dengan terwujudnya pemenuhuan kebutuhan air minum mandiri, langkah berikutnya adalah pemeliharaan terhadap sistem penyediaan air minum tersebut. Kerusakan-kerusakan yang terjadi antara lain pendangkalan daerah mata air, kerusakan pada bangunan penangkap, bangunan penampung, bangunan pembagi, pipa transmisi, dan pipa distribusi. Kerusakan ini dapat mengganggu aliran air minum ke penduduk.
Kendala yang dihadapi dalam penyediaan kebutuhan air minum yaitu dana rehabilitasi yang tersedia belum mencukupi untuk seluruh kebutuhan. Sehingga perlu dilakukan kajian terhadap kinerja Badan Penyelenggara Sistem Penyediaan Air Minum (BPSPAM) dan skala prioritas rehabilitasi kerusakan pada unit-unit penyediaan air minum.

Dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penyusunan Skala Prioritas Rehabilitasi Kerusakan Sistem Penyediaan Air Minum di Kabupaten Banjarnegara”.

You Might Also Like

0 comments